Senin, 14 April 2014

Karena aku laki-laki





“Karena aku laki-laki.” jawab pak karto sewaktu ditanya anak semata wayangnya.
Osy kecil telah belajar tentang perubahan. Ia mengamati pak Karto dari kakinya hingga ujung rambutnya yang mulai beruban. Osy kecil mulai mengenal kehidupan. Ia mencoba mencari tahu tentang arti keluarga.
Selasa yang mendebarkan bagi Osy. Tak seperti hari-hari sebelumnya. Hari ini osy akan  melaksanakan ujian akhir sekolah berstandar nasional. Semalam ia tak nyenyak tidurnya, ia punya dua harapan dalam ujian mata pelajaran IPA kali ini. Harapan pertama nilai hasil ujian memuaskan, dan yang kedua adalah akan ada soal tentang perubahan pada laki-laki yang akan ia jawab dengan jawaban pemberian ayahnya yaitu karena aku laki-laki.
Bel telah dibunyikan pertanda ujian akan dimulai. Osy benar-benar menyiapkan jawaban itu. Ia percaya jawaban itulah yang tepat, namun Osy benar-benar kecewa karena soal yang diinginkan tak pernah muncul.
****************
Osy masih saja mengamati perubahan-perubahan yang terjadi pada ayahnya. Mulai dari satu kerutan hingga kerutan itu tak terhitung. Osy selalu penasaran dengan apa yang dilihat di wajah ayahnya. Hingga ia beranikan bertanya berulang kali tentang kerutan yang semakin bertambah. Dan anehnya, jawaban itu selalu sama yaitu karena aku laki-laki.
Osy kecil telah tumbuh menjadi seorang mahasiswi. Berbagai macam buku ia lahap. Semua itu karena ia masih tetap penasaran tentang perubahan kerutan diwajah ayahnya. Kerutan yang selalu bertambah, dan ia tak bisa mencegahnya.
Suatu hari, bu karto baru saja selesai memasak di dapur bersama Osy. Rasa penasaran tentang kerutan kembali mengusik pikirannya. Apakah ibu mau untuk menjawab pertanyaan yang sama. Bukankah dulu aku pernah bertanya tentang itu, dan kau tahu? Ibu hanya menjawab itu sudah takdirnya. Sayangnya Osy tidak puas dengan jawaban itu.
”bu, bolehkah aku bertanya?” tanya Osy penuh keraguan.
”Hem...........”jawan bu  karto.
”bu, kenapa ya badan ayah kian berkerut, dan badannya kian membungkuk?” tanya Osy.
”karena ayahmu itu laki-laki yang bertanggung jawab. Kamu itu lho dari dulu kok yo tidak berubah.”
”maksudnya bu?”
”laki-laki diciptakan Tuhan sebagai pemimpin keluarga dan sebagai tiang penyangga bangunan keluarga, maka dia akan berusaha sekuat tenaga untk memimpin dan menyangga supaya tidak roboh. Dia diciptakan dengan bahu yang kekar dn berotot supaya ia mampu melindungi keluarganya dri segala marabahaya. Dia diberi kemauan agar berusaha sekuat tenaga untuk memberikan nafkah keluarganya dengan harta yang halal lagi bersih. Dia diberikan keperkasaan dan mental baja supaya dia membuat dirinya pantang menyerah demi keluarganya. Diberikan didalam hidupnya penuh dengan keletihan dan kepayahan. Dan yang harus kamu ingat, diberikan Tuhan kerutan diwajah ayahmu, karena itu sebagai bukti bahwa ayahmu berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari cara supaya keluarga kita hidup bahagia apapun yang terjadi. Itulah ayahmu, laki-laki yang bertanggung jawab penuh terhadap keluarga,”
Osy terdiam. Tak bisa ia mengeluarkan sepatah katapun dari bibirnya. Ia berlari menuju ayahnya yang sedang sujud kepada Tuhannya. Air mata menetes tak terkendali. Ayahnya baru sja mengucapkan salam. Osy langsung memeluk ayahnya, beribu ucapan terima kasih meluncur dari bibirnya. Penasarannya kini telah terjawab jelas. benar kata ayah, karena ayah laki-laki.
Duwet, 22 januari 2012
Pukul 21.39

Tidak ada komentar:

Stasiun Lempuyangan

Jika Blitar terbuat dari tetesan-tetesan darah para pejuang, maka Jogja tercipta dari sejuta kerinduan. Kerinduan pada keramahan...