Kamis, 17 November 2016

Aku dan Kartiniku



Lihatlah, kawan!
Perempuan berjajar itu kartiniku
Yang kadang keras bagai karang
Kadang lembut mempesona

Lihatlah, kawan!
 Perempuan kepanasan itu kartiniku
Tanpa lelah  tanpa lengah
Mengajariku membaca, berhitung
 mengerti, memahami bahkan ke kamar mandi

Lihatlah kawan!
Perempuan-perempuan tangguh itu kartiniku
Dan juga kartinimu
Tanpa suap
Tak peduli kelut menyembur
Tak peduli badai datang menghujam
Mereka tetap ada

Wahai kartiniku
Derap langkahmu penuh dengan mimpi-mimpi kami
Perjuanganmu penuh dengan cita-cita kami
Untaian mawar tak mampu menghapus keringatmu
Hanya sebuah terima kasih yang mampu terucap
Dari mulut kami
Terima kasih kartiniku


Blitar, 21 April 2016

Tidak ada komentar:

Stasiun Lempuyangan

Jika Blitar terbuat dari tetesan-tetesan darah para pejuang, maka Jogja tercipta dari sejuta kerinduan. Kerinduan pada keramahan...